Pernah lihat anak kecil dengan senyum manis, tapi ada noda hitam kecil di giginya? Yap, itu biasanya tanda karies gigi alias gigi berlubang. Walaupun terlihat sederhana, kondisi ini bisa berkembang jadi masalah serius kalau dibiarkan begitu saja.
Artikel ini bakal ngebahas apa itu karies gigi pada anak, kenapa bisa muncul, gejalanya gimana, sampai cara pencegahan dan perawatannya. Jadi, let’s dive in!
Daftar Isi
- Definisi Karies Gigi
- Kenapa Anak Rentan Kena Karies?
- Gejala yang Perlu Diperhatikan
- Dampak Karies pada Anak
- Cara Mencegah Karies pada Anak
- Perawatan Kalau Anak Sudah Kena Karies
- Sumber Referensi
- Bleaching Gigi Bisa Bikin Senyum Kinclong? Ini Fakta Lengkapnya
- Wajib Tahu! Inilah Persiapan Sebelum Cabut Gigi!
- Ternyata Gigi Susu Anak Bisa Jadi Penentu Kesehatan Gigi Permanen!
Definisi Karies Gigi
Karies gigi adalah kerusakan pada lapisan keras gigi karena aktivitas bakteri di mulut. Menurut data dari World Health Organization (WHO), penyakit ini termasuk salah satu yang paling banyak dialami manusia di seluruh dunia, terutama pada anak-anak.
Basically, bakteri di mulut “menyantap” gula dari makanan atau minuman, lalu menghasilkan asam yang mengikis enamel. Lama-kelamaan, enamel melemah dan akhirnya terbentuk lubang.
Data dari Riskesdas 2018 (Kemenkes RI) menunjukkan kalau lebih dari 9 dari 10 anak Indonesia pernah mengalami masalah gigi dan mulut, dan karies jadi salah satu penyebab utamanya.
Baca Juga : Sering Makan Manis? Waspada Karies Gigi!
Kenapa Anak Rentan Kena Karies?
Anak-anak lebih gampang mengalami karies, dan beberapa faktor berikut jadi penyebab utamanya:
-
Sering konsumsi makanan/minuman manis
Snack, permen, cokelat, atau minuman manis = “surga” buat bakteri penyebab gigi berlubang. -
Belum terbiasa sikat gigi yang benar
Banyak anak masih asal gosok atau malah suka skip gosok gigi. -
Produksi air liur yang terbatas
Air liur punya fungsi melindungi gigi, tapi anak-anak cenderung memproduksi lebih sedikit dibanding orang dewasa. -
Kurangnya pengawasan orang tua
Kadang ada anggapan “gigi susu kan nanti copot.” Padahal, kerusakan gigi susu bisa berdampak ke pertumbuhan gigi permanen.

Gejala yang Perlu Diperhatikan
Gimana tahu kalau anak mulai kena karies? Ini beberapa tanda yang bisa muncul:
-
Ada bercak putih, kecokelatan, atau kehitaman di gigi
-
Terlihat lubang kecil pada permukaan gigi
-
Gigi jadi ngilu kalau kena makanan/minuman manis, dingin, atau panas
-
Mulut berbau meski sudah sikat gigi
-
Anak sering rewel atau mengeluh sakit gigi
Kalau sudah ada tanda ini, segera cek ke dokter gigi ya. Early detection itu penting banget.
Dampak Karies pada Anak
Karies nggak cuma bikin gigi bolong. Efek jangka panjangnya bisa lebih serius, misalnya:
-
Rasa sakit saat makan → bikin anak susah makan
-
Gangguan tidur karena nyeri gigi
-
Bisa memengaruhi cara bicara kalau gigi depan rusak
-
Anak jadi kurang pede untuk senyum
-
Nutrisi terganggu → berdampak ke tumbuh kembang
Cara Mencegah Karies pada Anak
The good news is, karies bisa dicegah. Tipsnya:
-
Ajarkan sikat gigi sejak kecil
Gunakan pasta gigi berfluoride, minimal 2 kali sehari. Biar lebih fun, pakai lagu atau timer biar anak mau gosok lebih lama. -
Batasi konsumsi gula
Less sugar, less cavity. Kurangi minuman bersoda, permen, atau camilan kemasan. -
Rutin kontrol ke dokter gigi
Setidaknya tiap 6 bulan sekali walau gigi anak terlihat sehat. -
Sealant gigi
Berdasarkan American Dental Association (ADA), pemberian sealant pada gigi geraham bisa menurunkan risiko karies hingga 80%. -
Biasakan pola makan sehat
Lebih banyak buah, sayur, dan air putih.
Baca Juga : Jangan Panik Begini Pertolongan Pertama Gigi Copot!

Perawatan Kalau Anak Sudah Kena Karies
Kalau karies sudah muncul, treatment akan disesuaikan dengan kondisinya:
-
Lubang kecil → cukup ditambal
-
Karies lebih dalam → bisa perlu pulpotomi (semacam perawatan saluran akar pada gigi susu)
-
Kerusakan parah → kadang gigi harus dicabut untuk cegah infeksi lebih lanjut
Intinya, jangan tunggu sampai sakit parah. Early treatment = lebih cepat, lebih murah, dan lebih nyaman buat anak.
Sumber Referensi
-
World Health Organization (WHO) – Oral Health https://www.who.int/health-topics/oral-health
-
Kementerian Kesehatan RI. Riskesdas 2018
-
American Dental Association (ADA) – Children’s Dental Health https://www.ada.org/resources
-
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) – Children’s Oral Health https://www.cdc.gov/oralhealth