Kalau kamu pernah ngerasain rasa ngilu tiba-tiba di gigi pas lagi minum es, makan makanan manis, atau bahkan saat sikat gigi, kemungkinan besar kamu mengalami gigi sensitif.
Masalah ini termasuk umum — menurut data Kementerian Kesehatan RI (2023), hampir 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia pernah mengalami gejala gigi sensitif, tapi banyak yang belum tahu penyebab pastinya.
Gigi sensitif disebabkan oleh penipisan enamel, penurunan gusi, gigi berlubang, atau retakan gigi yang membuat dentin dan saraf terekspos. Faktor risiko seperti konsumsi makanan asam, menyikat gigi terlalu keras, dan kebiasaan menggertakkan gigi juga memperburuk kondisi ini. Pencegahannya termasuk menyikat gigi dengan lembut, memakai pasta gigi khusus sensitif, dan rutin periksa ke dokter gigi.
Nah, di artikel ini, kita akan bahas penyebab utama gigi sensitif, faktor risikonya, serta cara merawat dan mencegahnya biar kamu bisa tetap nyaman saat makan dan senyum tanpa rasa ngilu lagi.
Daftar Isi
- Apa Itu Gigi Sensitif?
- Penyebab Gigi Sensitif yang Paling Umum
- 1. Penipisan Lapisan Email Gigi
- 2. Gusi Turun (Gingival Recession)
- 3. Gigi Retak atau Patah
- 4. Gigi Berlubang (Karies)
- 5. Tambalan Gigi yang Rusak
- Faktor Risiko Gigi Sensitif
- Gejala Gigi Sensitif
- Cara Mengatasi Gigi Sensitif
- 1. Gunakan Pasta Gigi Khusus Gigi Sensitif
- 2. Sikat Gigi dengan Lembut
- 3. Kurangi Makanan dan Minuman Asam
- 4. Gunakan Mouthguard Kalau Menggertakkan Gigi
- 5. Rutin Periksa ke Dokter Gigi
- Kapan Harus ke Dokter?
- Cara Mencegah Gigi Sensitif Sejak Dini
- Kesimpulan
- Sumber Artikel
- Bleaching Gigi Bisa Bikin Senyum Kinclong? Ini Fakta Lengkapnya
- Wajib Tahu! Inilah Persiapan Sebelum Cabut Gigi!
- Obat Kumur Bukan Cuma Bikin Nafas Segar, Ini Rahasia Manfaatnya!
Apa Itu Gigi Sensitif?
Gigi sensitif (dentin hypersensitivity) adalah kondisi ketika lapisan pelindung gigi (enamel) atau gusi mengalami kerusakan, sehingga lapisan dentin di bawahnya terbuka.
Dentin ini berisi saluran kecil yang langsung terhubung ke saraf gigi. Jadi ketika kamu makan atau minum sesuatu yang panas, dingin, asam, atau manis — sinyal nyeri langsung dikirim ke saraf dan muncul rasa ngilu.
Menurut American Dental Association (ADA), penyebab gigi sensitif yang paling umum adalah penipisan enamel dan gusi yang menurun, sehingga saraf gigi terekspos dan lebih mudah bereaksi terhadap rangsangan luar (ADA, 2023).
Baca Juga : Gigi Sensitif Penyebab, Solusi, dan Tips Perawatannya
Penyebab Gigi Sensitif yang Paling Umum
Gigi sensitif bisa disebabkan oleh satu atau kombinasi beberapa faktor. Berikut penjelasan lengkapnya agar kamu bisa tahu akar masalahnya.
1. Penipisan Lapisan Email Gigi
Enamel adalah “tameng” alami gigi. Tapi lapisan ini bisa menipis akibat:
-
Menyikat gigi terlalu keras
-
Menggunakan sikat berbulu kasar
-
Terlalu sering konsumsi minuman asam seperti soda, jeruk, atau kopi
Begitu enamel terkikis, dentin jadi terbuka dan bikin rasa ngilu muncul.
Penelitian di Journal of Dentistry (2021) menunjukkan bahwa erosi email akibat makanan dan minuman asam adalah penyebab paling sering dari gigi sensitif pada usia 20–40 tahun (Journal of Dentistry, 2021).
2. Gusi Turun (Gingival Recession)
Gusi bisa turun seiring waktu karena cara menyikat gigi yang salah, penyakit gusi, atau faktor usia. Saat gusi turun, akar gigi yang tidak dilindungi enamel jadi terbuka — inilah yang menyebabkan rasa ngilu.
Menurut Ikatan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), resesi gusi sering terjadi akibat tekanan berlebih saat menyikat gigi dan kurangnya kebersihan mulut secara menyeluruh (PDGI, 2024).
3. Gigi Retak atau Patah
Kalau ada celah kecil pada gigi, udara dan cairan bisa masuk ke dentin. Akibatnya, saraf di dalam gigi jadi lebih sensitif terhadap suhu atau tekanan.
Biasanya hal ini terjadi karena trauma, menggigit benda keras, atau kebiasaan bruxism.
Healthline (2022) mencatat bahwa microcrack pada enamel gigi sering kali luput dari perhatian, padahal bisa memicu sensitivitas jangka panjang (Healthline, 2022).
4. Gigi Berlubang (Karies)
Karies yang belum ditambal bisa menembus lapisan dentin. Saat itu terjadi, saraf gigi jadi mudah terpapar dan menyebabkan rasa ngilu tajam.
Menurut Kemenkes RI (2023), prevalensi gigi berlubang di Indonesia masih sangat tinggi karena pola konsumsi gula yang berlebihan dan kebiasaan menyikat gigi yang kurang tepat (Kemenkes RI, 2023).
5. Tambalan Gigi yang Rusak
Tambalan lama bisa mengecil, longgar, atau aus. Celah di antara tambalan dan gigi bisa membuat udara atau cairan masuk dan memicu nyeri sensitif.
Faktor Risiko Gigi Sensitif
Beberapa faktor lain bisa meningkatkan risiko kamu mengalami gigi sensitif, seperti:
-
Pemakaian produk pemutih gigi terlalu sering
-
Perubahan hormon saat kehamilan
-
Kekurangan kalsium dan vitamin D
-
Pola makan tinggi asam atau gula
Gejala Gigi Sensitif
Kalau kamu merasa:
-
Gigi terasa ngilu saat minum atau makan panas/dingin
-
Sakit saat makan makanan manis atau asam
-
Rasa nyeri muncul setiap kali sikat gigi
-
Rasa ngilu menjalar sampai ke rahang
…besar kemungkinan kamu mengalami gigi sensitif.
Biasanya rasa ngilu cuma berlangsung beberapa detik, tapi kalau dibiarkan, bisa makin sering muncul dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Cara Mengatasi Gigi Sensitif
Berikut langkah-langkah yang terbukti efektif berdasarkan rekomendasi dokter gigi dan penelitian medis:
1. Gunakan Pasta Gigi Khusus Gigi Sensitif
Pilih pasta gigi yang mengandung potassium nitrate atau stannous fluoride, karena bahan ini bisa memblokir sinyal nyeri dari saraf gigi.
Gunakan secara rutin 2 kali sehari.
2. Sikat Gigi dengan Lembut
Pakai sikat berbulu lembut dan gerakan memutar perlahan. Hindari menyikat secara horizontal dengan tekanan kuat karena bisa mengikis enamel.
3. Kurangi Makanan dan Minuman Asam
Minuman seperti soda, jus jeruk, dan kopi asam bisa mempercepat erosi enamel. Kalau minum, gunakan sedotan dan bilas dengan air setelahnya.
4. Gunakan Mouthguard Kalau Menggertakkan Gigi
Bruxism bisa menyebabkan enamel terkikis perlahan. Mouthguard bisa membantu melindungi permukaan gigi dari gesekan.
5. Rutin Periksa ke Dokter Gigi
Pemeriksaan gigi setiap 6 bulan sekali penting untuk mendeteksi dini penyebab sensitivitas, tambalan rusak, atau tanda awal penyakit gusi.
Kapan Harus ke Dokter?
Kalau rasa ngilu muncul terus selama lebih dari seminggu, atau semakin parah saat makan, segera periksa ke dokter gigi.
Bisa jadi penyebabnya bukan sekadar sensitivitas biasa, tapi masalah seperti:
-
Infeksi gusi
-
Akar gigi terbuka
-
Karies mendalam
-
Tambalan atau mahkota gigi yang rusak
Dokter mungkin akan melakukan perawatan desensitisasi, penambalan ulang, atau fluoride treatment tergantung penyebabnya.
Cara Mencegah Gigi Sensitif Sejak Dini
Pencegahan lebih mudah daripada pengobatan. Berikut kebiasaan kecil yang bisa kamu mulai hari ini:
-
Menyikat gigi dua kali sehari dengan teknik yang benar
-
Mengurangi konsumsi makanan tinggi gula
-
Minum air putih yang cukup
-
Rutin kontrol ke dokter gigi minimal dua kali setahun
Baca Juga : Kelihatannya Sepele, Tapi Radang Gusi Bisa Bikin Gigi Goyang dan Copot!
Kesimpulan
Gigi sensitif bukan cuma soal “ngilu kecil” — tapi bisa jadi sinyal awal bahwa enamel atau gusi kamu mulai bermasalah.
Dengan memahami penyebab dan faktor risikonya, kamu bisa mencegahnya sejak dini dan menjaga senyum tetap nyaman tanpa rasa ngilu.
Ingat, konsistensi merawat gigi setiap hari jauh lebih penting daripada menunggu sampai sakit baru bertindak.
Sumber Artikel
-
American Dental Association – Sensitive Teeth
-
Journal of Dentistry – Enamel Erosion Study (2021)
-
Healthline – Tooth Sensitivity Causes and Treatments
-
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Kesehatan Gigi dan Mulut