Kamu pernah ngerasa bagian leher gigi (dekat gusi) terasa ngilu, apalagi pas minum air dingin? Bisa jadi itu tanda kamu mengalami abrasi gigi.
Secara medis, abrasi gigi adalah kondisi ketika lapisan terluar gigi (enamel) terkikis akibat gesekan mekanis dari luar — bukan karena bakteri atau asam.
Jadi, ini beda banget ya sama gigi berlubang (karies) atau erosi gigi akibat makanan asam.
Kalau dibiarkan, abrasi bisa menyebabkan rasa ngilu berkepanjangan, gusi turun, bahkan kerusakan permanen pada struktur gigi.
Masalahnya, banyak orang yang nggak sadar udah punya abrasi sampai kondisinya parah banget
Daftar Isi
- Bedanya Abrasi Gigi, Erosi, dan Atrisi
- 1. Abrasi Gigi
- 2. Erosi Gigi
- 3. Atrisi Gigi
- Penyebab Abrasi Gigi yang Paling Umum
- 1. Menyikat Gigi Terlalu Keras
- 2. Salah Pilih Sikat Gigi
- 3. Kebiasaan Menggigit Benda Keras
- 4. Pasta Gigi yang Terlalu Abrasif
- 5. Gigi Palsu atau Behel yang Tidak Pas
- Tanda dan Gejala Abrasi Gigi
- Apa yang Terjadi Kalau Abrasi Gigi Dibiarkan?
- Cara Mendiagnosis Abrasi Gigi
- Pilihan Perawatan untuk Abrasi Gigi
- 1. Perubahan Kebiasaan
- 2. Penambalan (Restorasi)
- 3. Desensitisasi
- 4. Gingival Graft (Cangkok Gusi)
- 5. Restorasi Mahkota (Crown)
- Cara Mencegah Abrasi Gigi Biar Nggak Terulang Lagi
- Pola Makan dan Gaya Hidup yang Perlu Diperhatikan
- Pertanyaan Umum (FAQ) Tentang Abrasi Gigi
- 1. Apakah abrasi bisa sembuh total?
- 2. Apakah abrasi sama dengan gigi berlubang?
- 3. Apa abrasi bisa bikin gigi goyang?
- 4. Apakah pasta gigi whitening menyebabkan abrasi?
- 5. Apa sikat gigi elektrik bisa bikin abrasi?
- Baca Juga : Jangan Tunggu Sakit! Ini Waktu Tepat Kamu Harus Tambal Gigi
- Kesimpulan
- Sumber Artikel
- Bleaching Gigi Bisa Bikin Senyum Kinclong? Ini Fakta Lengkapnya
- Wajib Tahu! Inilah Persiapan Sebelum Cabut Gigi!
- Klinik Gigi Terbaik Tangerang Sunsmile Fashion Dental Clinic
Bedanya Abrasi Gigi, Erosi, dan Atrisi
Sebelum lanjut, penting banget buat bedain tiga kondisi ini karena sering tertukar
1. Abrasi Gigi
Terjadi karena gesekan mekanis eksternal, misalnya:
-
Menyikat gigi terlalu keras,
-
Gunakan sikat gigi berbulu kasar,
-
Atau kebiasaan unik seperti menggigit pen, kuku, bahkan sedotan.
2. Erosi Gigi
Disebabkan oleh zat kimia atau asam, contohnya:
-
Minuman soda, lemon, atau makanan asam,
-
Asam lambung (GERD),
-
Muntah berulang pada penderita bulimia.
3. Atrisi Gigi
Kondisi aus karena gesekan antar gigi itu sendiri, biasanya karena:
-
Bruxism (kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur),
-
Gigitan tidak sejajar (maloklusi).
Kalau diibaratkan, abrasi itu kayak “gesekan dari luar”, sedangkan erosi dari “zat kimia”, dan atrisi dari “gesekan antar gigi”.
Baca Juga : 7 Penyebab Gigi Kuning dan Cara Aman Mengatasinya Biar Tetap Pede Senyum!
Penyebab Abrasi Gigi yang Paling Umum
Kebanyakan kasus abrasi bukan karena makanan, tapi karena kebiasaan sehari-hari yang salah.
Berikut beberapa penyebab paling sering terjadi:
1. Menyikat Gigi Terlalu Keras
Ini penyebab nomor satu.
Banyak orang mikir kalau makin kuat nyikat makin bersih — padahal salah besar.
Tekanan berlebihan justru bisa mengikis lapisan enamel terutama di bagian dekat gusi yang paling rentan.
2. Salah Pilih Sikat Gigi
Kalau kamu pakai sikat berbulu kasar (hard bristle), efek gesekannya bisa bikin gigi cepat aus.
Idealnya, gunakan sikat berbulu lembut (soft bristle) dan jangan terlalu menekan.
3. Kebiasaan Menggigit Benda Keras
Contohnya buka bungkus pakai gigi, menggigit pen, atau kuku.
Aktivitas ini secara perlahan bikin abrasi di area tertentu yang sering kena tekanan.
4. Pasta Gigi yang Terlalu Abrasif
Beberapa pasta gigi pemutih (whitening toothpaste) punya partikel kasar yang bisa mengikis enamel kalau digunakan terlalu sering.
5. Gigi Palsu atau Behel yang Tidak Pas
Kalau kamu pakai gigi palsu lepasan atau behel dan fitting-nya kurang pas, gesekannya ke permukaan gigi bisa menimbulkan abrasi.
Tanda dan Gejala Abrasi Gigi
Kamu bisa curiga mengalami abrasi kalau menemukan tanda-tanda berikut:
-
Rasa ngilu atau sensitif saat minum dingin/panas,
-
Ada lekukan kecil berbentuk huruf “V” di dekat gusi,
-
Gigi tampak lebih panjang, seolah gusi turun,
-
Kadang muncul warna kekuningan di area leher gigi karena dentin mulai terbuka,
-
Kalau dibiarkan lama, bisa menyebabkan patah gigi mikro atau infeksi saraf gigi.
Kalau kamu merasa beberapa gejala di atas cocok, sebaiknya jangan tunggu parah dulu.
Abrasi ringan masih bisa dikontrol dan dicegah supaya nggak makin meluas.
Apa yang Terjadi Kalau Abrasi Gigi Dibiarkan?
Well, abrasi bukan cuma soal rasa ngilu aja.
Kalau dibiarkan terus-menerus, bisa terjadi:
-
Kerusakan struktur gigi permanen
-
Paparan saraf yang menyebabkan nyeri luar biasa
-
Gusi semakin turun, memperparah tampilan estetik
-
Gigi lebih rentan patah
-
Masuknya bakteri lewat area terbuka, berisiko infeksi
Jadi meski terlihat sepele, abrasi bukan hal kecil — it’s a real dental problem that needs early attention.
Cara Mendiagnosis Abrasi Gigi
Biasanya dokter gigi akan memeriksa secara visual area leher gigi dan melihat adanya bentuk “cekungan V”.
Kalau perlu, dokter juga bisa melakukan:
-
Tes sensitivitas gigi,
-
Foto rontgen intraoral,
-
Atau pemeriksaan struktur gigi pakai alat digital scanner.
Diagnosis dini sangat penting supaya perawatan bisa dilakukan sebelum enamel hilang terlalu banyak.
Pilihan Perawatan untuk Abrasi Gigi
Treatment tergantung pada tingkat keparahannya.
Berikut beberapa pendekatan umum yang dilakukan dokter gigi:
1. Perubahan Kebiasaan
Kalau abrasi masih ringan, dokter biasanya akan fokus memperbaiki cara sikat gigi, mengganti pasta dan sikat, serta memberikan fluoride topical untuk memperkuat enamel.
2. Penambalan (Restorasi)
Untuk kasus sedang, dokter akan melakukan penambalan estetik menggunakan resin komposit.
Selain melindungi gigi dari kerusakan lebih lanjut, tambalan ini juga memperbaiki tampilan leher gigi yang terkikis.
3. Desensitisasi
Kalau kamu mengalami sensitivitas parah, dokter bisa mengoleskan bahan desensitizing agent untuk mengurangi rasa ngilu.
4. Gingival Graft (Cangkok Gusi)
Kalau abrasi sudah menyebabkan resesi gusi berat, prosedur graft bisa dilakukan untuk menutup bagian akar gigi yang terbuka.
5. Restorasi Mahkota (Crown)
Pada abrasi yang sudah parah banget, dokter bisa memasang mahkota gigi buatan (dental crown) untuk melindungi struktur yang tersisa.
Cara Mencegah Abrasi Gigi Biar Nggak Terulang Lagi
Prevention is always better than cure.
Berikut langkah-langkah simpel tapi efektif:
-
Gunakan sikat gigi lembut (soft bristle)
-
Hindari menyikat dengan tekanan berlebih
-
Pilih pasta gigi non-abrasif
-
Gunakan teknik menyikat melingkar (Bass method), bukan horizontal
-
Hindari menggigit benda keras
-
Rutin periksa ke dokter setiap 6 bulan
Dengan perubahan kecil di rutinitas, kamu bisa mencegah abrasi tanpa harus menjalani perawatan rumit di masa depan.
Pola Makan dan Gaya Hidup yang Perlu Diperhatikan
Selain cara menyikat gigi, gaya hidup juga punya peran penting.
Beberapa tips tambahan:
-
Kurangi konsumsi minuman berkarbonasi dan asam,
-
Hindari menyikat gigi langsung setelah makan (tunggu 30 menit dulu),
-
Gunakan mouthguard kalau kamu punya kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism),
-
Dan perbanyak air putih untuk menjaga keseimbangan pH mulut.
Pertanyaan Umum (FAQ) Tentang Abrasi Gigi
1. Apakah abrasi bisa sembuh total?
Sayangnya, enamel yang sudah hilang tidak bisa tumbuh kembali. Tapi kabar baiknya, abrasi bisa dihentikan dan dilindungi dengan perawatan yang tepat.
2. Apakah abrasi sama dengan gigi berlubang?
Beda.
Lubang gigi disebabkan oleh bakteri dan asam dari makanan, sedangkan abrasi karena gesekan mekanis. Bentuknya juga beda — abrasi biasanya berupa cekungan halus di leher gigi.
3. Apa abrasi bisa bikin gigi goyang?
Kalau dibiarkan parah, bisa iya. Karena abrasi sering diikuti dengan turunnya gusi (recession) yang melemahkan penopang gigi.
4. Apakah pasta gigi whitening menyebabkan abrasi?
Beberapa produk whitening memang punya abrasive particles untuk menghilangkan noda. Kalau dipakai setiap hari, bisa mempercepat abrasi.
Gunakan hanya sesekali atau pilih versi low-abrasive.
5. Apa sikat gigi elektrik bisa bikin abrasi?
Bisa iya, bisa nggak — tergantung cara pakainya.
Kalau terlalu ditekan, tetap bisa mengikis enamel. Tapi kalau dipakai dengan benar, malah bisa lebih lembut dan efektif.
Baca Juga : Jangan Tunggu Sakit! Ini Waktu Tepat Kamu Harus Tambal Gigi
Kesimpulan
Abrasi gigi adalah masalah umum yang sering diabaikan, padahal efek jangka panjangnya bisa serius.
Kuncinya ada di kebiasaan menyikat gigi yang benar, pemilihan alat yang tepat, dan perawatan dini sebelum kerusakan makin luas.
Kalau kamu merasa ada tanda-tanda abrasi seperti ngilu atau gigi terlihat lebih panjang, segera konsultasikan ke dokter gigi supaya bisa dicegah lebih awal.
Karena menjaga gigi bukan cuma soal estetik — tapi juga soal kesehatan jangka panjang.
Your smile is an investment, so treat it right!
Sumber Artikel
-
World Health Organization (WHO) – Oral Health Data 2024
-
American Dental Association (ADA) – Tooth Wear and Sensitivity Report, 2024
-
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) – Pedoman Klinis 2025