Kalau ngomongin soal sakit gigi, hampir semua orang pasti pernah merasakannya. Sensasinya tuh nggak cuma bikin susah makan, tapi juga bisa ganggu mood seharian. Rasanya kayak ada yang nyetrum atau ditusuk-tusuk, bahkan kadang sampai kepala ikut sakit. Nah, biar nggak cuma asal tebak, yuk kita bahas lebih dalam tentang penyebab sakit gigi.
Menariknya, sakit gigi itu bukan cuma satu faktor aja, tapi bisa banyak penyebabnya. Ada yang karena kebersihan mulut kurang terjaga, ada juga yang karena faktor gaya hidup, bahkan bisa karena penyakit lain. Let’s break it down satu per satu.
Daftar Isi
- Gigi Berlubang (Karies Gigi)
- Baca Juga : Berapa Kali Scaling Gigi dalam Setahun? Yuk Cari Tau Biar Senyum Tetap Fresh
- Infeksi atau Abses Gigi
- Gusi Bermasalah (Gingivitis & Periodontitis)
- Gigi Sensitif
- Tumbuh Gigi Bungsu (Wisdom Tooth)
- Trauma atau Cedera Gigi
- Kebiasaan dan Gaya Hidup
- Baca Juga : Rahasia Mencegah Karies Yang Jarang Orang Tahu
- Kesimpulan
- Sumber Artikel
- Bleaching Gigi Bisa Bikin Senyum Kinclong? Ini Fakta Lengkapnya
- Wajib Tahu! Inilah Persiapan Sebelum Cabut Gigi!
- Manfaat Implan Gigi yang Jarang Diketahui! No.3 Bikin Kaget!
Gigi Berlubang (Karies Gigi)
Ini adalah penyebab paling klasik. Gigi berlubang atau karies terjadi karena adanya bakteri di dalam mulut, terutama Streptococcus mutans, yang memecah sisa gula dari makanan dan menghasilkan asam. Asam inilah yang kemudian mengikis lapisan enamel gigi.
Awalnya mungkin hanya muncul bintik kecil, tapi kalau dibiarkan lama-lama bisa jadi lubang besar. Saat lapisan dentin (bagian bawah enamel yang lebih sensitif) sudah terekspos, rasa sakitnya bisa makin parah.
Fun fact: menurut WHO, hampir 60–90% anak sekolah di seluruh dunia pernah mengalami gigi berlubang. Jadi, it’s a global problem.
Baca Juga : Berapa Kali Scaling Gigi dalam Setahun? Yuk Cari Tau Biar Senyum Tetap Fresh

Infeksi atau Abses Gigi
Abses gigi adalah infeksi serius yang biasanya muncul akibat gigi berlubang yang dibiarkan terlalu lama. Infeksinya bisa bikin gusi bengkak, nyeri hebat, bahkan wajah bisa terlihat bengkak.
Sakit yang ditimbulkan abses ini biasanya berdenyut dan makin parah saat kita berbaring. Kadang juga disertai demam. Kalau sudah sampai tahap ini, biasanya nggak bisa sembuh hanya dengan obat pereda nyeri — butuh penanganan medis seperti drainase abses atau bahkan perawatan saluran akar (root canal treatment).
Gusi Bermasalah (Gingivitis & Periodontitis)
Banyak yang mikir sakit gigi itu selalu dari gigi, padahal gusi juga bisa jadi penyebabnya. Radang gusi atau gingivitis biasanya muncul karena plak menumpuk terlalu lama. Kalau nggak ditangani, bisa berkembang jadi periodontitis, yaitu infeksi lebih serius yang bisa merusak jaringan penyangga gigi.
Gejalanya antara lain gusi bengkak, merah, mudah berdarah, bahkan bisa bikin gigi goyang. Jadi, jangan anggap remeh kesehatan gusi ya — karena “healthy gums mean healthy teeth.”
Gigi Sensitif
Pernah nggak sih lagi minum es kopi susu terus tiba-tiba gigi ngilu? Itu tandanya kamu punya gigi sensitif. Kondisi ini biasanya terjadi karena lapisan enamel gigi sudah menipis, atau karena akar gigi terekspos akibat gusi yang menyusut.
Pemicu lainnya bisa karena kebiasaan menyikat gigi terlalu keras, pemakaian pasta gigi yang abrasif, atau prosedur bleaching gigi yang terlalu sering. Sakitnya memang nggak permanen, tapi cukup bikin nggak nyaman.
Tumbuh Gigi Bungsu (Wisdom Tooth)
Wisdom tooth atau gigi geraham bungsu biasanya muncul di usia belasan akhir sampai awal 20-an. Masalahnya, sering kali gigi ini tumbuh miring atau nggak punya cukup ruang. Akibatnya, gigi bisa terjebak di dalam gusi (impacted tooth) dan bikin sakit luar biasa.
Selain nyeri, gigi bungsu yang bermasalah juga bisa bikin gusi bengkak, sulit membuka mulut, bahkan bisa memicu infeksi. That’s why banyak orang akhirnya memilih untuk mencabut gigi bungsu mereka.
Trauma atau Cedera Gigi
Nggak semua sakit gigi datang dari bakteri atau infeksi. Ada juga yang disebabkan oleh benturan atau trauma, misalnya jatuh, kecelakaan, atau kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism). Cedera semacam ini bisa bikin saraf gigi rusak dan memicu nyeri berkepanjangan.
Kadang, rasa sakitnya baru terasa setelah beberapa waktu, bukan langsung setelah cedera terjadi.

Kebiasaan dan Gaya Hidup
Last but not least, lifestyle juga punya pengaruh besar. Misalnya konsumsi makanan manis atau asam terlalu sering, malas sikat gigi, jarang ke dokter gigi, atau kebiasaan merokok. Semua itu bisa jadi faktor penyebab sakit gigi, langsung maupun nggak langsung.
Jadi kalau dibilang “you are what you eat,” itu bener banget — termasuk kondisi gigi kita.
Baca Juga : Rahasia Mencegah Karies Yang Jarang Orang Tahu
Kesimpulan
Sakit gigi bukan cuma masalah kecil yang bisa diabaikan. Penyebabnya banyak dan variatif: mulai dari gigi berlubang, infeksi, gusi bermasalah, sampai faktor gaya hidup. Dengan paham penyebabnya, kita jadi lebih aware untuk menjaga kesehatan mulut dan mencegah masalah datang lebih jauh.
Intinya, kalau gigi udah ngasih sinyal sakit, jangan dianggap sepele. Karena dari satu gigi kecil, masalahnya bisa melebar ke banyak aspek hidup kita.
Sumber Artikel
-
World Health Organization (WHO). “Oral Health.” https://www.who.int/health-topics/oral-health
-
American Dental Association (ADA). “Tooth Decay.” https://www.ada.org/resources/research/science-and-research-institute/oral-health-topics/tooth-decay
-
Mayo Clinic. “Dental Abscess.” https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tooth-abscess
-
National Health Service (NHS). “Wisdom Tooth Problems.” https://www.nhs.uk/conditions/wisdom-tooth-removal
-
Cleveland Clinic. “Sensitive Teeth.” https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21766-sensitive-teeth
-
WebMD. “Gum Disease (Gingivitis & Periodontitis).” https://www.webmd.com/oral-health/guide/gingivitis-periodontal-disease
-
Journal of Dental Research – berbagai publikasi terkait karies dan kesehatan mulut.