Pernah gak sih, kamu merasa udah rajin sikat gigi tapi masih ngerasa mulut gak fresh? Atau mulai sadar ada noda kekuningan yang gak hilang-hilang meski udah pakai pasta gigi pemutih? Nah, bisa jadi itu tandanya kamu butuh scaling gigi. Treatment satu ini sering dianggap sepele, padahal manfaatnya banyak banget dan penting buat kesehatan mulut jangka panjang
Daftar Isi
- Apa Itu Scaling Gigi?
- Baca Juga : Scaling Gigi, Ritual Wajib Yang Sering Dianggap Remeh!
- Kenapa Banyak Orang Menyepelekan Scaling?
- Manfaat Scaling Gigi yang Harus Kamu Tahu
- Menjaga Kesehatan Gusi
- Mencegah Bau Mulut
- Meningkatkan Estetika Gigi
- Mendeteksi Masalah Gigi Lebih Awal
- Mencegah Gigi Goyang dan Kehilangan Gigi
- Menghemat Biaya Perawatan Jangka Panjang
- Membantu Proses Perawatan Ortodontik
- Seberapa Sering Harus Scaling?
- Mitos-Mitos Tentang Scaling Gigi
- “Scaling bikin gigi keropos”
- “Setelah scaling, gigi jadi sensitif”
- “Scaling cuma buat orang tua”
- Tips Menjaga Hasil Scaling
- Baca Juga : Keliatan Spele, Tapi Bagian-Bagian Gigi Ini Menentukan Hidupmu!
- Scaling Adalah Langkah Kecil dengan Manfaat Besar
- Referensi Tepercaya:
- Bleaching Gigi: Rahasia Senyum Cerah yang Jarang Diketahui!
- Veneer Gigi Itu Bukan Cuma Buat Artis, Gen Z Juga Boleh Glowing
- Bracket Gigi Itu Apa Sih? Ini Jawaban Buat Kamu yang Masih Bingung
Apa Itu Scaling Gigi?
Scaling gigi adalah prosedur pembersihan karang gigi (tartar) dan plak yang menempel di permukaan gigi dan gusi. Karang gigi terbentuk dari sisa makanan dan plak yang mengeras karena tidak dibersihkan dengan benar dalam jangka waktu tertentu. Berbeda dengan plak biasa yang masih bisa dibersihkan dengan sikat gigi, karang gigi memerlukan alat khusus dan tenaga profesional untuk menghilangkannya.
Proses scaling biasanya dilakukan oleh dokter gigi menggunakan alat ultrasonic scaler, yang bekerja dengan getaran tinggi untuk memecah karang gigi. Prosedurnya tergolong cepat, aman, dan tidak menimbulkan rasa sakit yang parah. Hanya saja, kamu mungkin akan merasakan sedikit ngilu, terutama jika karang gigi sudah terlalu tebal atau gusi sedang sensitif.
Baca Juga : Scaling Gigi, Ritual Wajib Yang Sering Dianggap Remeh!
Kenapa Banyak Orang Menyepelekan Scaling?
Salah satu alasan kenapa orang sering mengabaikan scaling adalah karena kurangnya edukasi. Banyak yang menganggap sikat gigi dua kali sehari sudah cukup. Padahal, sisa makanan yang tidak terjangkau oleh sikat gigi bisa berubah menjadi plak, dan akhirnya menjadi karang gigi.
Belum lagi mitos bahwa scaling bisa bikin gigi goyang atau menyebabkan gigi rusak. Faktanya, scaling justru membantu menjaga kesehatan jaringan penyangga gigi. Kalau gigi jadi goyang setelah scaling, itu biasanya karena memang jaringan gusi atau tulang di sekitarnya sudah rusak akibat infeksi, bukan karena proses scaling-nya.

Manfaat Scaling Gigi yang Harus Kamu Tahu
Menjaga Kesehatan Gusi
Scaling membantu menghilangkan karang gigi yang menumpuk di garis gusi. Penumpukan ini bisa menyebabkan peradangan gusi atau gingivitis, yang ditandai dengan gusi merah, bengkak, dan mudah berdarah. Kalau tidak ditangani, peradangan ini bisa berkembang menjadi periodontitis, yaitu infeksi serius yang merusak jaringan penyangga gigi.
Dengan rutin scaling setiap enam bulan, kamu bisa mencegah masalah ini sejak dini. Gusi yang sehat tidak hanya membuat senyum kamu lebih enak dilihat, tapi juga jadi fondasi penting untuk mempertahankan gigi asli dalam jangka panjang.
Mencegah Bau Mulut
Bau mulut kronis alias halitosis bisa muncul karena adanya bakteri di karang gigi yang mengeluarkan senyawa sulfur. Meski kamu sudah rutin menyikat gigi atau memakai obat kumur, bau tak sedap akan tetap muncul kalau karang gigi tidak dibersihkan.
Scaling mengangkat karang dan plak yang jadi tempat berkembangnya bakteri penyebab bau mulut. Setelah treatment ini, biasanya kamu akan langsung merasa napas jadi lebih segar dan nyaman.
Meningkatkan Estetika Gigi
Karang gigi sering kali berwarna kekuningan atau kecokelatan. Ini membuat gigi terlihat kusam dan kotor, bahkan pada orang yang sebenarnya rajin menjaga kebersihan mulut. Setelah scaling, permukaan gigi akan lebih bersih dan cerah. Efek visual ini mungkin tidak seputih hasil bleaching, tapi cukup signifikan untuk meningkatkan rasa percaya diri.
Mendeteksi Masalah Gigi Lebih Awal
Saat melakukan scaling, dokter gigi juga akan memeriksa kondisi rongga mulut kamu secara menyeluruh. Ini termasuk mengecek adanya gigi berlubang, tambalan yang rusak, atau tanda-tanda awal infeksi. Dengan begitu, scaling juga jadi kesempatan buat deteksi dini masalah gigi sebelum berkembang menjadi lebih parah dan mahal untuk ditangani.
Mencegah Gigi Goyang dan Kehilangan Gigi
Kalau karang gigi dibiarkan terus menumpuk, bukan cuma gusi yang kena dampaknya, tapi juga tulang penyangga gigi. Dalam kondisi ekstrem, tulang bisa menyusut dan membuat gigi menjadi goyang. Banyak kasus gigi copot bukan karena gigi berlubang, tapi karena infeksi gusi kronis akibat tidak pernah scaling.
Dengan rutin scaling, kamu bisa menjaga jaringan penyangga gigi tetap sehat dan kokoh.
Menghemat Biaya Perawatan Jangka Panjang
Scaling memang bukan treatment gratis, tapi biayanya jauh lebih murah dibandingkan harus tambal gigi, cabut gigi, atau pasang implan gigi. Think of it as preventive investment. Lebih baik keluar uang sedikit sekarang daripada keluar banyak nanti karena kondisi yang lebih serius.
Membantu Proses Perawatan Ortodontik
Buat kamu yang lagi pakai behel gigi, scaling jadi ekstra penting. Karena bracket dan kawat bikin sisa makanan lebih gampang nyangkut, kamu butuh perawatan tambahan buat mencegah karang gigi menumpuk. Scaling rutin bantu menjaga kebersihan gigi selama perawatan ortodontik, sekaligus mencegah peradangan gusi yang bisa menghambat proses pergerakan gigi.
Seberapa Sering Harus Scaling?
Kebanyakan dokter gigi menyarankan scaling dilakukan dua kali setahun. Tapi frekuensinya bisa berbeda tergantung kondisi masing-masing individu. Kalau kamu punya faktor risiko seperti merokok, sering minum kopi/teh, atau punya riwayat penyakit gusi, mungkin scaling perlu dilakukan lebih sering.
Sementara itu, untuk orang dengan gigi dan gusi sehat, scaling setahun sekali masih bisa ditoleransi, asalkan kamu juga rajin merawat kebersihan mulut sehari-hari.

Mitos-Mitos Tentang Scaling Gigi
“Scaling bikin gigi keropos”
Ini mitos klasik yang sering bikin orang takut ke dokter gigi. Padahal, suara “kretek-kretek” saat scaling bukan berarti gigi kamu terkikis, tapi itu suara alat ultrasonic yang sedang memecah karang gigi. Gigi kamu justru akan lebih sehat setelah karangnya dibersihkan.
“Setelah scaling, gigi jadi sensitif”
Sensitivitas setelah scaling biasanya cuma sementara. Itu terjadi karena lapisan karang yang tadinya menutupi bagian akar gigi dibersihkan, dan bagian akar yang sensitif jadi terekspos. Tapi, dalam beberapa hari biasanya kondisi ini akan membaik dengan sendirinya.
“Scaling cuma buat orang tua”
Justru anak muda yang masih punya jaringan gusi sehat lebih dianjurkan scaling secara rutin untuk menjaga kondisi itu tetap ideal. Lagipula, Gen Z sekarang makin aware sama self-care dan penampilan, jadi scaling bisa jadi bagian dari rutinitas perawatan diri yang penting.
Tips Menjaga Hasil Scaling
Setelah scaling, tentu kamu ingin hasilnya bertahan lama. Berikut beberapa tips sederhana untuk menjaga kebersihan mulut:
- Sikat gigi minimal dua kali sehari dengan teknik yang benar
- Gunakan benang gigi (dental floss) untuk membersihkan sela-sela gigi
- Hindari makanan dan minuman tinggi gula atau berwarna pekat
- Jangan merokok, karena nikotin bisa mempercepat pembentukan karang gigi
- Rutin kontrol ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali
Baca Juga : Keliatan Spele, Tapi Bagian-Bagian Gigi Ini Menentukan Hidupmu!
Scaling Adalah Langkah Kecil dengan Manfaat Besar
Scaling bukan cuma prosedur pembersihan biasa. Ini adalah bagian penting dari perawatan kesehatan gigi dan mulut secara menyeluruh. Dengan scaling, kamu tidak hanya mendapatkan senyum yang lebih bersih dan cerah, tapi juga melindungi dirimu dari risiko penyakit serius di kemudian hari.
Buat kamu yang masih muda dan belum pernah scaling sama sekali, sekarang saat yang tepat buat mulai. Anggap ini sebagai bentuk investasi untuk masa depan. Karena senyum sehat dan percaya diri itu gak bisa dinilai dengan uang.
Referensi Tepercaya:
- American Dental Association. (2022). “Plaque and Tartar.” www.ada.org
- Mayo Clinic. (2021). “Dental Cleaning: What You Should Know.” www.mayoclinic.org
- Cleveland Clinic. (2022). “Teeth Cleaning (Dental Prophylaxis).” www.clevelandclinic.org
- National Institutes of Health. (2020). “Gingivitis and Periodontal Disease.” www.nih.gov