Pernah ngerasa gigi kamu rasanya kasar walau udah sikat gigi tiap hari?
Atau mulut sering bau padahal udah rajin kumur?
Itu bisa jadi karena karang gigi alias plak yang mengeras.
Nah, scaling gigi adalah prosedur pembersihan profesional buat ngangkat karang gigi yang nggak bisa hilang cuma dengan sikat gigi biasa.
Biasanya dilakukan oleh dokter gigi pakai alat ultrasonic scaler yang bisa getarin karang dari permukaan gigi dan gusi.
Daftar Isi
- Karang Gigi Bisa Muncul dari Mana Sih?
- Bahaya Karang Gigi Kalau Dibiarkan
- Apakah Scaling Gigi Sakit?
- Seberapa Sering Harus Scaling?
- Setelah Scaling, Harus Ngapain?
- Mitos yang Harus Kamu Buang Jauh-Jauh
- Gigi Bersih Hidup Lebih Nyaman
- Bleaching Gigi: Rahasia Senyum Cerah yang Jarang Diketahui!
- Veneer Gigi Itu Bukan Cuma Buat Artis, Gen Z Juga Boleh Glowing
- Front Teeth Drama? Fakta Tentang Gigi Seri yang Jarang Diketahui
Karang Gigi Bisa Muncul dari Mana Sih?
Karang gigi terbentuk dari plak yang nggak dibersihin maksimal, lalu mengeras karena bercampur dengan mineral dari air liur.
Beberapa penyebab umum:
-
Jarang flossing
-
Sikat gigi nggak bersih atau buru-buru
-
Konsumsi gula dan karbohidrat berlebih
-
Merokok atau minum kopi/teh hitam berlebihan
-
Mulut kering (kurang saliva)
So yes, even kalau kamu sikat gigi tiap hari, tapi teknik dan kebiasaanmu belum tepat, karang gigi tetap bisa numpuk.
Baca Juga : Nggak Cuma Buat Ngerobek Makanan, Ini Fungsi Lain Gigi Taring yang Sering Terlupakan

Bahaya Karang Gigi Kalau Dibiarkan
Karang gigi itu bukan cuma soal penampilan gigi jadi kekuningan, tapi juga bisa jadi sumber masalah serius, seperti:
-
Radang gusi (gingivitis)
-
Pendarahan gusi saat sikat gigi
-
Bau mulut terus-menerus
-
Penyakit gusi (periodontitis) kalau udah parah
-
Gigi goyang bahkan copot dalam jangka panjang
Yang paling tricky, karang gigi nggak selalu kelihatan dari luar. Kadang numpuk di bawah garis gusi (subgingival), dan itu justru lebih berbahaya karena bisa bikin gusi mundur.
Apakah Scaling Gigi Sakit?
Jawabannya: relatif.
Rasa sakit atau ngilu bisa beda-beda tergantung:
-
Seberapa banyak karang gigi kamu
-
Ada atau tidaknya peradangan
Tapi secara umum, kalau dilakukan secara rutin dan karangnya belum terlalu parah, scaling nggak terasa menyakitkan. Lebih kayak ngilu ringan di beberapa titik.
Seberapa Sering Harus Scaling?
Idealnya sih setiap 6 bulan sekali, bersamaan dengan dental check-up.
Tapi kalau kamu:
-
Sering minum kopi/teh
-
Merokok
-
Pakai behel
-
Jarang flossing
-
Atau punya kondisi mulut tertentu (misalnya gampang kering)
…mungkin kamu perlu scaling lebih sering, misalnya setiap 3–4 bulan sekali. Again, tergantung kondisi masing-masing.

Setelah Scaling, Harus Ngapain?
Ini beberapa hal yang perlu kamu tahu setelah scaling:
-
Gusi bisa sedikit berdarah atau bengkak ringan — ini normal dan biasanya hilang dalam 1–2 hari.
-
Gigi terasa lebih sensitif untuk sementara, terutama saat minum dingin atau panas.
-
Hindari makanan keras dan panas dulu beberapa jam setelah scaling.
-
Jangan lupa tetap flossing dan sikat gigi dengan teknik yang benar biar karangnya nggak balik cepat.
Baca Juga : Veneer Gigi Itu Bukan Cuma Buat Artis, Gen Z Juga Boleh Glowing
Mitos yang Harus Kamu Buang Jauh-Jauh
-
“Scaling bikin gigi rusak!”
➤ Salah. Yang bikin rusak itu karangnya, bukan scaling-nya. Scaling justru mencegah kerusakan. -
“Nggak perlu scaling kalau gigi nggak sakit”
➤ Nope. Karang gigi bisa numpuk tanpa gejala. Prevention is always better than treatment. -
“Kalau scaling, gigi jadi sensitif selamanya”
➤ Nggak juga. Sensitivitas biasanya cuma sementara dan hilang dengan sendirinya.
Gigi Bersih Hidup Lebih Nyaman
Scaling bukan cuma soal kebersihan gigi, tapi soal kesehatan jangka panjang.
Biarpun keliatannya sepele, plak dan karang gigi bisa jadi biang masalah besar kalau dibiarkan.
Jadi, jangan tunggu sampai bau mulut atau gusi berdarah dulu.
Mulai peduli dari sekarang, karena mulut sehat = hidup lebih pede dan nyaman.