Pernah nggak sih kamu ketemu orang yang giginya agak maju ke depan, terus kamu mikir, “Gemes banget senyumnya.” Tapi di sisi lain, kamu juga penasaran, “Gimana rasanya punya gigi kayak gitu? Susah nggak sih buat ngomong atau makan?”
Aku punya temen SMA, namanya Rani. Dia tipe orang yang selalu nyebarin good vibes, ketawa keras, dan gampang bikin orang nyaman. Tapi ada satu hal yang sering dia keluhin — gigi depannya yang menonjol. Dia sering bercanda, “I look like Bugs Bunny,” sambil ketawa. Lama-lama aku sadar, di balik candaan itu, ada rasa nggak percaya diri yang dia simpan sendiri.
Itu bikin aku mikir: apakah gigi tonggos cuma soal penampilan, atau ada hal yang lebih dalam dari itu? Let’s find out.
Daftar Isi
- Apa Itu Gigi Tonggos?
- Baca Juga : Jangan Buang Gigi Susu Yang Copot!
- Kenapa Gigi Bisa Tonggos?
- Dampak Gigi Tonggos di Kehidupan Sehari-hari
- Bisa Dicegah Nggak?
- Cara Mengatasi Gigi Tonggos
- Baca Juga : Bleaching Gigi: Rahasia Senyum Cerah yang Jarang Diketahui!
- Kesimpulan
- Referensi
- Bleaching Gigi Bisa Bikin Senyum Kinclong? Ini Fakta Lengkapnya
- Wajib Tahu! Inilah Persiapan Sebelum Cabut Gigi!
- Panduan Lengkap Cara Mengobati Sariawan agar Cepat Sembuh
Apa Itu Gigi Tonggos?
Gigi tonggos adalah kondisi di mana gigi depan atas menjorok keluar lebih jauh daripada gigi bawah. Dalam dunia kedokteran gigi, ini dikenal sebagai overjet atau maloklusi kelas II.
Bedanya dengan overbite? Overbite lebih fokus pada jarak vertikal (tinggi gigi depan atas dibanding bawah), sedangkan overjet lebih ke arah maju ke depan secara horizontal.
Buat sebagian orang, ini mungkin cuma masalah estetika. Tapi faktanya, kondisi ini bisa memengaruhi cara bicara, mengunyah, bahkan rasa percaya diri.
Baca Juga : Jangan Buang Gigi Susu Yang Copot!

Kenapa Gigi Bisa Tonggos?
Gigi tonggos bisa muncul karena beberapa faktor, di antaranya:
-
Genetik
Kalau orang tua punya bentuk rahang yang cenderung maju, ada kemungkinan besar kamu juga mewarisinya. -
Kebiasaan di Masa Kecil
Mengisap jempol, memakai dot terlalu lama, atau kebiasaan mendorong lidah ke depan saat menelan (tongue thrusting) bisa memengaruhi arah pertumbuhan gigi. -
Gangguan Pernapasan
Anak yang sering bernapas lewat mulut karena alergi atau pembesaran amandel berisiko mengalami perubahan bentuk rahang sehingga gigi jadi tonggos. -
Pertumbuhan Rahang Tidak Seimbang
Kadang bukan giginya yang bermasalah, tapi rahang atas tumbuh lebih cepat daripada rahang bawah sehingga posisinya tidak sejajar.
Dampak Gigi Tonggos di Kehidupan Sehari-hari
Dari cerita Rani, aku tahu kalau efek gigi tonggos nggak cuma soal penampilan. Dia bilang, saat ngomong cepat, kata-katanya suka terdengar kurang jelas.
Berikut dampak lain yang bisa muncul:
-
Gangguan Bicara
Sulit mengucapkan huruf tertentu seperti “s”, “z”, atau “th”. -
Kesulitan Mengunyah
Gigitan yang tidak rata bikin makanan lebih sulit dihancurkan. -
Nyeri Rahang dan Kepala
Otot di sekitar rahang bekerja ekstra untuk mengompensasi posisi gigi. -
Risiko Gigi Patah
Karena posisinya menonjol, gigi depan lebih mudah terkena benturan. -
Masalah Psikologis
Banyak orang yang jadi minder atau menghindari tersenyum
Bisa Dicegah Nggak?
Jawabannya: kadang bisa, kadang nggak.
Kalau penyebabnya kebiasaan di masa kecil, pencegahan bisa dilakukan, seperti:
-
Menghentikan kebiasaan mengisap jempol sebelum usia 3 tahun.
-
Menghindari penggunaan dot terlalu lama.
-
Mengajarkan anak bernapas lewat hidung, bukan mulut.
Kalau penyebabnya genetik, pencegahannya terbatas, tapi deteksi dini tetap penting.

Cara Mengatasi Gigi Tonggos
Pilihan treatment tergantung tingkat keparahan. Beberapa metode yang umum digunakan:
-
Behel (Braces)
Menggeser posisi gigi secara bertahap. Butuh waktu 1–3 tahun tergantung kasus. -
Clear Aligners
Transparan, bisa dilepas pasang, lebih estetik. -
Headgear
Biasanya untuk anak-anak guna mengatur pertumbuhan rahang. -
Operasi Rahang
Opsi terakhir untuk kasus parah yang melibatkan struktur tulang.
Baca Juga : Bleaching Gigi: Rahasia Senyum Cerah yang Jarang Diketahui!
Kesimpulan
Gigi tonggos bukanlah “kutukan” dan nggak selalu harus diubah, tapi jika mengganggu kenyamanan, kesehatan mulut, atau rasa percaya diri, ada banyak opsi penanganan yang bisa dilakukan.
Yang penting, keputusan untuk memperbaiki gigi harus berdasarkan kebutuhan diri sendiri, bukan tekanan dari orang lain.
Referensi
-
American Association of Orthodontists. “What is an Overjet?” https://aaoinfo.org
-
Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 6th ed. Elsevier; 2018.
-
NHS UK. “Overbite and Overjet: What’s the Difference?” https://www.nhs.uk
-
Sari, R., & Susilowati, A. (2020). Hubungan Kebiasaan Buruk dengan Maloklusi Kelas II Divisi 1 pada Anak. Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia